Anatomi dan Cara Kerja Sebuah Mobil

Categories Mobil

Sama halnya seperti tubuh manusia, “tubuh” sebuah mobil juga terdiri dari berbagai macam organ yang memiliki fungsi masing-masing. Dan seperti halnya anatomi tubuh manusia, organ-organ mobil yang memiliki keterkaitan fungsi dapat dikelompokkan ke dalam sistem tertentu.

Dengan memahami sistem tersebut, anda diantaranya akan jadi lebih bisa mendiagnosa penyebab masalah mobil yang dihadapi. Diagnosanya mungkin tidak 100% akurat. Selain itu anda mungkin tetap tidak bisa memperbaiki mobilnya sendiri karena keterbatasan peralatan dan skill. Tapi kalau anda cukup paham dengan anatomi dan cara kerja sebuah mobil, minimal anda jadi:

  • lebih bisa mengkomunikasikan masalah mobil anda kepada mekanik bengkel. Informasi yang lebih lengkap dan jelas dari konsumen, sangat membantu petugas
  • tidak mudah diakali oleh tenaga mekanik yang tidak bertanggung jawab

Sistem yang Terdapat Pada Sebuah Mobil

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, “organ” atau spare parts sebuah mobil yang memiliki keterkaitan fungsi dapat kita kelompokkan ke dalam sistem tertentu.

Berikut adalah beberapa sistem utama yang terdapat pada sebuah mobil. Mohon digaris bawahi kata “beberapa” karena semakin canggih mobilnya, akan semakin banyak juga sistemnya. Sistem yang disampaikan di sini adalah sistem sebuah mobil pada umumnya.

  • Sistem Rantai Penggerak (Powertrain). Sederhananya, sistem ini berfungsi menghasilkan dan menghantarkan tenaga ke roda mobil sehingga mobil bisa bergerak. Termasuk ke dalam sistem powertrain adalah mesin atau motor listrik, transmisi, poros penggerak, dan sistem bahan bakar.
  • Sistem Kemudi (Steering System). Seperti yang mungkin sudah anda duga, fungsi dari sistem ini adalah untuk mengendalikan arah kendaraan. Termasuk ke dalam sistem ini adalah roda kemudi, sistem hidrolik atau elektrik yang membantu kemudi, dan komponen terkait lainnya.
  • Sistem Suspensi. Sistem yang berfungsi menyerap kejutan dari permukaan jalan dan menjaga kenyamanan penumpang. Termasuk ke dalam sistem suspensi adalah shock absorber, strut, pegas, dan komponen lain yang membantu menjaga stabilitas dan kenyamanan kendaraan.
  • Sistem Pengereman (Braking System). Sesuai dengan namanya, sistem pengereman berfungsi untuk mengurangi laju kecepatan kendaraan dan menghentikan kendaraan. Termasuk ke dalam sistem pengereman adalah rem cakram atau tromol, booster rem, master silinder, dan sistem anti-lock braking system (ABS) untuk mencegah roda mengunci saat pengereman mendadak.
  • Sistem Kelistrikan. Sistem yang berfungsi menyediakan daya listrik untuk berbagai komponen elektrik kendaraan. Sistem ini juga berfungsi mengisi ulang baterai. Sistem ini meliputi baterai, alternator, sistem starter, lampu, sistem pengapian, dan elektronik kendaraan lainnya.
  • Sistem Pengapian (Ignition System). Sistem ini hanya ditemukan pada mobil dengan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine). Fungsinya adalah menghasilkan api di dalam ruang bakar mesin mobil. Api yang dihasilkan kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Pembakaran yang terjadi menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan.
  • Sistem Pendingin (Cooling System). Dari namanya anda rasanya sudah bisa menerka bahwa sistem ini berfungsi untuk menjaga suhu mesin agar tetap dalam rentang suhu yang aman. Termasuk ke dalam sistem ini adalah radiator, termostat, pompa air, dan kipas.
  • Sistem Pembuangan (Exhaust System). Sistem ini memiliki fungsi utama membuang gas yang dihasilkan oleh pembakaran yang terjadi di dalam mesin. Termasuk ke dalam sistem ini adalah knalpot, katalis konverter, dan pipa pembuangan.
  • Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Sistem HVAC berfungsi mengatur suhu dalam kabin mobil sehingga berkendara menjadi lebih nyaman. Sistem ini meliputi pemanas, AC, dan ventilasi.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, semakin canggih mobilnya, sistem yang terdapat pada mobil tersebut, akan semakin banyak jumlahnya dan semakin canggih pula. Mobil kelas atas biasanya dilengkapi dengan sistem traction control, navigasi GPS, sistem peringatan tabrakan, bantuan parkir, dan lainnya.

Sistem Rantai Penggerak (Powertrain)

Sistem rantai penggerak atau yang juga dikenal dengan istilah powertrain, memiliki beberapa “organ” atau spare parts yang perlu diservis atau diganti secara berkala. Berikut adalah beberapa contoh spare parts yang dimaksud:

  • Oli Mesin. Oli mesin berfungsi melumasi komponen mesin yang bergerak. Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan antar komponen agar komponen-komponen tersebut tidak cepat aus. Dikarenakan penggunaan, oli mesin dapat terkontaminasi oleh kotoran dan kehilangan kekentalannya (viskositas). Oleh karena itu, oli mesin harus diganti secara berkala. Interval penggantian oli mesin mobil beragam. Tapi pada umumnya oli mesin mobil perlu diganti setiap 5.000 – 10.000 kilometer.
  • Filter Oli Mesin. Filter oli mesin berfungsi menyaring kotoran dan partikel logam agar oli yang didistribusikan di dalam mesin, kondisinya bersih – tidak tercampur kotoran atau partikel logam yang dapat merusak mesin. Filter oli mesin idealnya diganti setiap kali oli mesin diganti. Jadi kalau oli mesin mobilnya diganti setiap 5.000 – 10.000 kilometer, filter oli mesinnya juga sebaiknya diganti pada saat yang sama.
  • Belt atau Rantai Timing (Timing Belt/Chain). Komponen ini berfungsi menyelaraskan putaran poros engkol dan poros nok (camshaft). Tujuannya agar klep mesin membuka dan menutup pada waktu yang tepat. Jika timing belt atau timing chain putus, kerusakan mesin yang serius dapat terjadi. Pabrikan biasanya merekomendasikan penggantian timing belt per 100.000 kilometer.
  • Busi (Spark Plugs). Busi hanya digunakan pada mesin bensin. Fungsinya adalah untuk menghasilkan percikan listrik untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder mesin. Kalau businya aus, kotor, atau basah, mesin mobil biasanya jadi sulit untuk dinyalakan. Dampak lain dari busi yang mengalami kerusakan diantaranya adalah mobil jadi terasa kurang tenaga dan lebih boros bahan bakar. Busi biasanya perlu diganti setiap 20.000 hingga 40.000 km, tergantung pada jenis busi dan rekomendasi pabrik mobil. Sedangkan untuk pengecekannya, umumnya dilakukan setiap 10.000 s/d 20.000 km.
  • Filter Bahan Bakar. Sesuai dengan namanya, filter bahan bakar berfungsi membersihkan bahan bakar sebelum masuk ke dalam mesin. Tujuannya agar partikel kotoran dan endapan tidak sampai lolos masuk ke dalam mesin. Filter bahan bakar yang tersumbat dapat mengurangi performa mesin dan efisiensi bahan bakar. Penggantian filter bahan bakar biasanya dilakukan setiap 20.000 hingga 40.000 kilometer, tergantung pada rekomendasi produsen mobil dan kondisi penggunaan. Sebagai catata, filter bahan bakar sering dinamakan juga filter bensin.
  • Filter Udara Mesin. Filter yang satu ini berfungsi membersihkan udara yang masuk ke dalam mesin (ruang bakar). Tujuannya agar partikel debu dan kotoran tersebut tidak sampai masuk ke dalam mesin. Filter udara yang kotor dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan kinerja mesin. Filter udara mesin biasanya diganti setiap 15.000 hingga 30.000 kilometer, tergantung kondisi penggunaan.
  • Transmission Fluid. Cairan transmisi ini berfungsi memfasilitasi perpindahan gigi dan melumasi komponen transmisi. Seperti oli mesin, cairan transmisi bisa menurun kualitasnya seiring waktu dan perlu diganti. Interval penggantian cairan transmisi bervariasi, tetapi biasanya di kisaran 60.000 hingga 100.000 kilometer.

Sama halnya seperti tubuh manusia, organ-organ kendaraan juga perlu dirawat supaya kondisinya tetap fit. Selalu rujuk buku pedoman servis berkala mobil anda untuk mengetahui kapan sebaiknya mobil anda dibawa ke bengkel untuk diservis.

Sistem Kemudi (Steering System)

Sistem kemudi mobil berfungsi mengendalikan arah kendaraan. Seperti halnya sistem rantai penggerak (powertrain), sistem kemudi juga memiliki spare parts yang perlu diservis atau diganti secara berkala agar kinerjanya tetap baik.

  • Minyak Power Steering (Power Steering Fluid). Minyak power steering berfungsi menjadikan setir mobil menjadi lebih ringan dan enteng sewaktu digerakkan. Minyak power steering yang kotor atau kurang jumlahnya, dapat menjadikan setir terasa berat. Dalam kasus yang lebih serius, masalah pada minyak power steering bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada pompa power steering. Supaya hal tersebut tidak sampai terjadi, minyak power steering harus dicek dan diganti secara berkala mengikuti rekomendasi pabrikan. Interval servis dan penggantiannya bervariasi, tetapi pada umumnya setiap 2 – 3 tahun atau pada interval kilometer tertentu.
  • Tie Rod End. Komponen ini menghubungkan sistem kemudi dengan roda sehingga roda berbelok sesuai dengan putaran setir. Tie rod end yang aus diantaranya dapat menyebabkan ban aus tidak merata dan masalah pada kemudi kendaraan.
  • Pompa Power Steering. Pompa power steering berfungsi memompa cairan power steering ke seluruh sistem untuk membantu pengemudi mengendalikan kendaraan dengan lebih mudah. Pompa yang rusak atau aus diantaranya dapat menyebabkan setir terasa berat. Pemeriksaan dan penggantian pompa power steering dilakukan apabila muncul tanda-tanda kegagalan, seperti misalnya suara berisik dari pompa atau kemudi yang terasa sangat berat.
  • Rack dan Pinion. Komponen yang satu ini berfungsi mengubah gerakan memutar setir menjadi gerakan linier yang menggerakan roda. Banyak ditemukan pada mobil modern. Apabila terjadi kebocoran oli pada seal atau keausan pada gigi, akurasi dan responsifitas kemudi akan terganggu. Servis atau penggantian rack dan pinion biasanya dilakukan berdasarkan kondisi. Contohnya adalah apabila terjadi kebocoran atau kerusakan yang terdeteksi sewaktu dilakukan pemeriksaan rutin.
  • Bushings dan Bearing pada Sistem Kemudi. Bushings dan bearing membantu mengurangi gesekan dan keausan pada komponen kemudi. Seiring dengan berjalannya waktu, bushing dan bearing sistem kemudi akan aus bahkan rusak. Sebagai akibatnya, setir bergetar dan sulit dikendalikan, ada bunyi berdecit, dan mobil terasa seperti melayang. Pemeriksaan dan penggantian bushings dan bearing yang rusak sangat penting untuk memastikan keamanan berkendara.
  • Boot Steering Rack (Boot Rack dan Pinion). Boot ini melindungi komponen rack dan pinion dari kotoran dan debris. Boot yang robek atau rusak dapat menyebabkan kotoran masuk dan merusak rack dan pinion. Oleh karena itu, boot steering perlu diperiksa secara berkala dan segera diganti jika diperlukan.

Sistem Suspensi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem suspensi berfungsi untuk menyerap guncangan dari permukaan jalan. Selain itu, sistem yang satu ini juga berfungsi menjaga stabilitas dan kenyamanan berkendara. Dengan fungsinya yang berat seperti itu, tidak heran apabila berbagai komponen yang termasuk ke dalam sistem suspensi perlu dirawat dan diganti secara rutin.

  • Shock Absorber dan Strut. Shock absorber dan strut merupakan komponen utama yang menyerap guncangan dan getaran dari jalan. Kegagalan atau keausan pada komponen ini dapat menyebabkan mobil limbung dan tidak stabil. Terutama sewaktu melintasi jalan bergelombang atau pada saat berbelok. Jadwal servis dan penggantian shock absorber dan strut bervariasi, tergantung jenis kendaraan dan medan jalan yang sering dilalui. Tapi pada umumnya keduanya perlu diservis bahkan mungkin diganti di interval 50.000 hingga 100.000 kilometer.
  • Bushings Suspensi. Bushing suspensi pada prinsipnya adalah bantalan antara komponen suspensi yang berfungsi mengurangi gesekan dan getaran. Bushings yang aus atau rusak akan mengakibatkan berkurangnya kenyamanan serta stabilitas kendaraan.
  • Ball Joint. Sederhananya, ball joint berfungsi menjaga keseimbangan dan kenyamanan pada sistem kemudia. Ball joint yang aus mengakibatkan pengendalian yang kurang stabil dan keausan pada ban yang tidak merata. Seiring penggunaan, ball joint perlu diperiksa secara rutin dan diganti jika diperlukan.
  • Pegas Suspensi (Coil Springs). Pegas suspensi membantu menahan beban kendaraan. Selain itu, dia juga mempengaruhi tinggi kendaraan. Seiring dengan waktu, pegas akan mengalami kelelahan. Ketika hal ini terjadi, kekakuannya berkurang bahkan hilang. Dalam kasus yang lebih serius, pegas suspensi bisa patah. Oleh karena itu pegas suspensi harus diperiksa secara rutin untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan yang signifikan.
  • Stabilizer Bar (Sway Bar) Link. Stabilizer bar atau sway bar membantu mengurangi kemiringan kendaraan pada saat belok. Kalau komponen ini aus atau rusak, kendaraan jadi tidak stabil sewaktu menikung.
  • Tie Rod Suspensi. Meskipun lebih sering dikaitkan dengan sistem kemudi, tie rod suspensi juga memainkan peran dalam menjaga keseimbangan suspensi. Tie rod yang aus apalagi rusak dapat mempengaruhi kemudi dan keausan ban.

Sistem Pengereman (Braking System)

Untuk memastikan sistem pengereman mobil berfungsi optimal sebagai mestinya, ada beberapa komponen yang harus diservis atau diganti secara berkala. Berikut adalah komponen-komponen yang dimaksud:

  • Kampas Rem (Brake Pads). Kampas rem berfungsi “menggesek”, mencengkram, menahan cakram rem (brake disc) untuk menghentikan kendaraan. Karena bergesekan langsung dengan cakram rem, kampas rem lama kelamaan akan aus dan karenanya perlu diganti secara berkala. Interval penggantian kampas rem biasanya berkisar antara 20.000 hingga 70.000 km, tergantung kondisi penggunaan dan kualitas kampas rem yang digunakan.
  • Rotor Rem (Brake Rotor). Rotor rem adalah dudukan yang dicengkeram oleh kampas rem sewaktu mobil direm. Gesekan yang terjadi memperlambat dan menghentikan laju kendaraan. Dengan berjalannya waktu, rotor rem akan aus atau rusak. Ketika hal ini terjadi, kinerja pengereman mobil akan menurun. Dikarenakan itu, untuk memastikan sistem pengereman mobil tidak bermasalah dan membahayakan, rotor rem perlu diperiksa secara rutin dan diganti jika diperlukan.
  • Minyak Rem (Brake Fluid). Sederhanaya, minyak rem berfungsi mentransfer daya pengereman dari pedal rem ke caliper rem di roda melaui pipa-pipa. Dengan perjalanan waktu, kualitas minyak rem menurun. Jika hal ini dibiarkan, kinerja pengereman mobil akan terganggu. Interval penggantian minyak bervariasi, tapi pada umumnya setiap 2 sampai 3 tahun. Untuk interval pastinya, cek buku manual mobil anda.
  • Kaliper Rem (Brake Calipers). Kaliper rem bertugas menekan kampas rem pada piringan cakram mobil. Selain itu, kaliper rem juga berfungsi menopang kampas dan piston rem. Jika terjadi kerusakan pada kaliper, fungsi pengereman mobil akan terganggu. Berkenaan dengan itu, penting untuk secara berkala memeriksa kondisi kaliper rem dan melakukan penggantian jika diperlukan.
  • Brake Hose. Seperti yang mungkin sudah anda duga sebelumnya, selang rem berfungsi menyalurkan atau mendistribusikan minyak rem dari master silinder ke kaliper rem atau silinder roda. Selang yang retak apalagi bocor dapat mengakibatkan hilangnya tekanan hidrolik dan kegagalan pengereman. Inspeksi secara berkala sangat dianjurkan. Jika diperlukan, segera ganti selang rem untuk memastikan sistem pengereman mobil anda tetap berfungsi baik dan aman.
  • Brake Booster. Booster rem menjadikan pedal rem lebih ringan dan sewaktu diinjak, sehingga anda tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mengerem laju kendaraan. Jika booster remnya bermasalah, pedal rem akan terasa lebih keras sewaktu dipijak. Selain itu, jarak pengereman pun akan jadi lebih panjang. Oleh karena itu, pastikan bahwa komponen yang satu ini juga diservis dan diganti secara berkala.

Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan mobil adalah jantung dari banyak fungsi penting kendaraan, mulai dari menghidupkan mesin sampai menyalaka lampu dan berbagai piranti elektronik lainnya. Untuk memastikan sistem kelistrikan berfungsi optimal, ada beberapa komponen yang perlu diservis atau diganti secara berkala. Berikut adalah beberapa contoh spare parts sistem kelistrikan mobil yang memerlukan perawatan rutin:

  • Baterai. Baterai atau accu adalah salah satu komponen kendaraan yang paling banyak dikenal orang. Fungsinya adalah sebagai sumber listrik untuk lampu, AC, radio dan berbagai piranti yang memerlukan pasokan listrik. Termasuk ke dalamnya untuk menghidupkan mesin mobil. Seiring waktu, kemampuan accu untuk menyimpan dan menyuplai energi listrik, menurun. Oleh karena itu accu perlu dirawat secara rutin. Jika ada korosi pada terminalnya misalkan, perlu segera dibersihkan. Interval penggantian accu bervariasi, tergantung penggunaan dan jenis accu yang dipakai. Tapi pada umumnya, accu yang usianya 3 – 5 tahun, biasanya sudah perlu diganti.
  • Alternator. Alternator adalah komponen sistem kelistrikan yang berfungsi mengubah energi mekanik putara mesin menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke berbagai komponen, termasuk ke dalamnya accu. Alternator yang bermasalah menyebabkan bateri cepat habis. Pada kasus yang lebih berat, sistem elektronik kendaraan akan berhenti berfungsi. Tidak ada jadwal khusus untuk pemeriksaan dan penggantian alternator. Pemeriksaan dan penggantian biasanya dilakukan berdasarkan kondisi.
  • Lampu (Headlights, Taillights, dan Interior Lights). Sama halnya seperti lampu rumah, lampu mobil juga perlu diganti sewaktu redup atau mati total. Termasuk ke dalam pengertian lampu mobil di sini adalah lampu depan, lampu belakang, lampu sein, dan lampu interior.
  • Fuse (Sekring). Sekring berfungsi melindungi sistem kelistrikan kendaraan dengan cara memutus aliran listrik jika arusnya melebihi batas aman. Sekring yang rusak perlu diganti agar fungsi elektronik kendaraan kembali berfungsi normal. Sekring biasanya baru diganti setelah rusak. Tapi alangkah baiknya diperiksa secara reguler agar tidak tiba-tiba putus di tengah jalan.
  • Motor Starter. Dari namanya rasanya anda sudah bisa menduga fungsi dari komponen yang satu ini, yaitu menghidupkan atau menjalankan mesin. Starter yang bermasalah menyebabkan mobil sulit atau bahkan tidak bisa dihidupkan sama sekali. Gejala paling umum dari starter yang mengalami kerusakan adalah terdengar bunyi klik pada saat kunci starter diputar tapi mesin tidak hidup. Tidak ada jadwal pemeriksaan atau penggantian yang khusus untuk starter. Keduanya biasanya baru dilakukan sewaktu ditemukan masalah.
  • Sensor dan Aktuator. Kedua komponen ini umum ditemukan pada mobil generasi modern. Sensor sesuai dengan namanya, berfungsi memonitor kondisi peralatan, seperti sensor kecepatan, sensor airbag, IATS (Intake Air Temperature Sensor), dan lain-lain. Sedangkan contoh fungsi aktuator diantaranya adalah mengubah kecepatan kecepatan untuk menjaga jarak aman dari kendaraan lain, melakukan pengereman darurat untuk mencegah tabrakan dan berbagai fungsi lainnya. Aktuator berfungsi berdasarkan informasi yang didapatkannya dari sensor. Servis berkala dan penggantian sensor maupun aktuator dilakukan berdasarkan kode kesalahan yang diidentifikasi oleh sistem diagnostik kendaraan.
  • Kabel dan Terminal. Dikarenakan faktor usia dan penggunaan, kabel dan terminal listrik mobil perlu diperiksa untuk memastikan tidak ada isu korosi, kendor, atau kerusakan isolasi. Masalah yang terjadi pada kabel atau terminal mengganggu sistem kelistrikan, bahkan korsleting.

Sistem Pengapian (Ignition System)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem pengapian bertugas menghasilkan api untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara dan memulai proses pembakaran dalam mesin. Untuk menjaga sistem pengapian bekerja dengan optimal, berikut adalah contoh beberapa spare parts sistem pengapian yang memerlukan perawatan rutin:

  • Busi (Spark Plugs). Busi berfungsi menghasilkan percikan api yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder mesin. Busi dapat aus atau terkontaminasi seiring waktu. Ketika hal itu terjadi, kinerjanya akan menurun yang berdampak kepada kinerja mesin. Untuk busi mobil standar, interval pengecekan yang disarankan adalah setiap 10.000 – 20.000 km. Sedangkan untuk penggantian busi, umumnya di kisaran 20.000 – 40.000 km, tergantung kepada rekomendasi pabrikan dan jenis busi yang digunakan.
  • Kabel Busi (Spark Plug Wires). Kabel busi berfungsi menghantarkan listrik dari koil pengapian ke busi. Kabel yang aus atau rusak dapat mengakibatkan kebocoran teganga. Hal ini menyebabkan mesin tersendat-sendat atau sulit dihidupkan. Kabel busi harus diperiksa secara berkala untuk kerusakan atau aus dan diganti jika diperlukan.
  • Koil Pengapian (Ignition Coil). Koil pengapian bertugas mengubah arus listrik rendah menjadi arus listrik tinggi agar dapat digunakan untk menyalakan mesin mobil. Kegagalan pada koil pengapian dapat menyebabkan mesin tidak bisa dihidupkan, hilangnya tenaga, atau meningkatnya emisi. Koil pengapian harus diperiksa jika ada gejala-gejala tersebut dan diganti jika ditemukan kerusakan.
  • Modul Pengapian (Ignition Module). Modul pengapian bertugas mengontrol waktu dan durasi percikan listrik yang dikirim ke busi. Modul yang gagal bisa menyebabkan berbagai masalah mesin, termasuk ke dalamnya adalah mesin yang tidak dapat dihidupkan atau berjalan tidak stabil. Penggantian modul pengapian dilakukan berdasarkan diagnosa masalah.
  • Distributor. Dari namanya anda rasanya sudah bisa menebak fungsi dari spare part yang satu ini, yaitu mendistribusikan listri dari koil pengapian ke setiap busi pada waktu yang tepat. Komponen-komponen dalam distributor, seperti misalnya rotor dan tutup distributor, dapat mengalami aus. Oleh karena itu perlu diganti untuk memastikan sistem pengapian tetap bekerja dengan baik. Sebagai catatan, distributor hanya terdapat pada sistem pengapian tertentu.
  • Sensor Posisi Poros Nok (Camshaft Position Sensor) & Sensor Posisi Poros Engkol (Crankshaft Position Sensor). Sensor-sensor ini memberikan informasi penting seputar posisi poros nok dan poros engkol ke unit kontrol elektronik (ECU) mobil. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk mengatur waktu pengapian. Sensor yang gagal dapat menyebabkan masalah pengapian seperti misalnya mesin yang sulit dihidupkan, berjalan dengan tidak stabil, atau tidak bisa dihidupkan sama sekali. Sensor-sensor ini perlu diperiksa dan diganti jika ada masalah.

Sistem Pendingin (Cooling System)

Sistem pendingin mobil berperan penting dalam menjaga suhu operasional mesin pada tingkat optimal. Sistem ini juga berfungsi mencegah mesin agar tidak kepanasan. Untuk memastikan sistem pendingin bekerja dengan efektif, beberapa komponen perlu diservis atau diganti secara berkala.

  • Radiator. Radiator berfungsi membuang panas berlebih pada mesin kendaraan sehingga suhu mesin tetap stabil, tidak sampai kepanasan. Apabila terjadi penyumbatan apalagi kebocoran pada radiator, suhu mesin akan terus meningkat sampai akhirnya overheat. Ketika hal ini terjadi kerusakan yang parah dapat terjadi di sektor mesin. Untuk menghindari kerusakan yang lebih serius di kemudian, radiator sebaiknya diperiksa setiap 6 bulan sekali atau setiap 10.000 km.
  • Termostat. Suhu mesin yang terlalu panas dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Tapi suhu mesin yang terlalu dingin juga tidak baik karena akan menjadikan mesin sulit untuk dihidupkan. Termostat berfungsi menjaga suhu mesin optimal – tidak terlalu panas tapi juga tidak terlalu dingin. Caranya adalah dengan mengatur aliran cairan pendingin ke dalam radiator. Tidak ada jadwal penggantian thermostat yang mengikat, tapi thermostat biasanya perlu diganti setiap 120.000 km atau setiap 5 tahun sekali.
  • Pompa Air (Water Pump). Sesuai dengan namanya, pompa air berfungsi untuk memompa cairan pendingin dari radiator ke mesin dan dari mesin ke radiator. Sirkulasi ini akan terganggu apabila pompa airnya mengalami masalah. Pompa air sebenarnya jarang sekali rusak. Usianya bahkan bisa mencapai 10 tahun jika air radiator rajin diisi. Tapi begitu bermasalah harus segera diganti agar komponen mesin yang lain tidak sampai terkena imbasnya.
  • Selang Radiator. Selang radiator bertugas mengalirkan cairan pendingin dari radiator ke mesin dan sebaliknya. Pemeriksaan secara berkala diperlukan untuk memastikan tidak ada kebocoran atau masalah lain pada selang radiator. Usulan jadwal pemeriksaannya adalah bersamaan dengan pemeriksaan radiator.
  • Cairan Pendingin (Coolant). Cairan pendingin, atau yang biasa disebut juga coolant, berfungsi menyerap panas dari mesin dan melepaskannya melalui radiator. Coolant perlu diganti secara berkala untuk mencegah korosi dan akumulasi deposit dalam sistem pendingin. Jadwal penggantiannya adalah mengikuti petunjuk pabrikan.
  • Kipas Radiator. Kipas radiator membantu mendorong cairan pendingin dengan sirkulasi udara agar dapat bergerak dengan lancar melalui kisi-kisi pada radiator. Kipas pendingin sangat diperlukan terutama sewaktu kendaraan dalam posisi berhenti atau bergerak dengan kecepatan rendah. Jadwal pemeriksaan kipas radiator biasanya mengikuti jadwal pemeriksaan radiator.

Sistem Pembuangan (Exhaust System)

Agar dapat berfungsi dengan baik, berikut adalah beberapa contoh spare sparts sistem pembuangan yang perlu dirawat atau diganti secara berkala:

  • Knalpot (Muffler). Knalpot adalah salah satu dari beberapa komponen kendaraan yang paling banyak dikenal oleh publik. Selain berfungsi sebagai “cerobong asap”, knalpot juga memiliki peran yang sangat penting dalam meredam suara bising kendaraan (sesuai dengan namanya, muffler) dan mengurangi polusi udara. Seiring dengan perjalanan waktu, knalpot dapat menjadi berkarat atau bahkan bocor.
  • Pipa Pembuangan (Exhaust Pipe). Pipa pembuangan bertugas mengangkut gas buang dari manifold mesin ke knalpot. Sama seperti knalpot, pipa ini juga dapat berkarat atau rusak. Hal ini apabila terjadi akan mengakibatkan kebocoran gas buang. Bocornya gas buang tidak hanya menurunkan performa kendaraan tetapi juga membahayakan keselamatan penumpang.
  • Katalis Konverter (Catalytic Converter). Katalis konverter berfungsi mengubah gas berbahaya yang dihasilkan oleh mesin menjadi uap air dan karbon dioksida yang lebih ramah lingkungan. Katalis yang tersumbat apalagi rusak akan menurunkan performa mesin dan menjadikan kendaraan lebih boros bahan bakar yang.
  • Gasket dan Sealing. Berfungsi untuk menyegel sambungan antara berbagai komponen sistem pembuangan agar tidak terjadi kebocoran gas. Gasket yang rusak atau aus harus diganti agar sistem pembuangan tetap tertutup rapat.
  • Sensor Oksigen (Oxygen Sensor). Sensor oksigen mengukur konsentrasi oksigen dalam gas buang. Berdasarkan informasi tersebut, EMS (Engine Management Sistem) mengatur campuran bahan bakar dan udara agar optimal. Sensor oksigen yang gagal dapat mengakibatkan konsumsi bahan bakar yang tidak efisien dan meningkatnya emisi.

Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)

Sama seperti halnya sistem lain yang terdapat pada sebuah mobil, agar berfungsi baik, ada beberapa spare parts sistem HVAC yang perlu diservis atau diganti secara berkala. Berikut adalah contoh spare parts yang dimaksud:

  • Filter Kabin (Cabin Air Filter). Filter kabin berfungsi menyaring debu serta partikel lain di udara yang masuk ke dalam kabin melalui sistem ventilasi. Filter yang tersumbat dapat mengurangi aliran udara dan efektivitas sistem HVAC. Sebagai akibatnya, kualitas udara dalam kabin pun akan menurun. Filter kabin biasanya direkomendasikan untuk diganti setiap 10.000 kilometer atau setiap 6 bulan sekali.
  • Refrigerant. Refrigerant atau yang biasa juga dikenal sebagai freon AC adalah senyawa kimia yang berfungsi menyerap panas dari udara – mendinginkan udara di dalam kabin mobil. Supaya sistem AC berfungsi baik, freon AC perlu diisi ulang secara berkala. Jika terjadi kebocoran, perlu segera diperbaiki.
  • Blower AC. Sederhananya, komponen sistem AC yang bentuknya mirip cooling fans ini berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara di dalam kabin mobil. Jika komponen ini bermasalah, aliran udaranya akan jadi lemah atau tidak mengalir sama sekali. Pemeriksaan blower AC biasanya dilakukan di saat servis AC, yaitu setiap 6 bulan sekali atau setiap 10.000 km.
  • Thermistor dan Sensor Suhu. Kedua komponen ini bertugas mendeteksi suhu di dalam dan di luar kabin mobil. Berdasarkan informasi tersebut, sistem HVAC kemudian menentukan dan mengatur suhu udara yang sebaiknya dia hasilkan agar suhu udara di dalam kabin terasa nyaman. Kerusakan pada salah satu atau kedua komponen tersebut menjadikan sistem HVAC “kebingungan”.
  • Kompressor AC. Kompressor dapat dikatakan sebagai komponen utama dari sistem AC. Salah satu fungsinya adalah memampatkan freon AC. Freon yang tekanannya kurang, akan kehilangan kemampuannya dalam menyerap panas dan mendinginkan udara. Agar sistem AC berfungsi baik, kompresor AC perlu diservis secara rutin. Jika mengalamai kerusakan, perlu segera diganti.
  • Evaporator dan Kondensor. Evaporator bertugas menyerap panas udara di dalam kabin. Sedangkan kondensor, fungsinya adalah melepaskan panas ke luar. Baik evaporator maupun kondensor, keduanya bisa tersumbat oleh kotoran atau mengalami kebocoran. Oleh karena itu keduanya harus diperiksa secara berkala dan diganti jika terjadi kebocoran.
KLIK MEKANIK